Minggu, 01 September 2013

Jenis-jenis Manusia Purba

1. Meganthropus Paleojavanicus
Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald di Sangiran, lembah Bengawan Solo pada tahun 1936-941. Fosil ini berasal dari lapisan pleistosen bawah. Meganthropus diperkirakan hidup 1-2  juta tahun yang lalu. Meganthropus memiliki badan yang tegap dan rahang yang besar dan kuat. Mereka hidup dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering) makanan mereka utamanya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Sebagian ahli menganggap bahwa Meganthropus sebenarnya merupakan Pithecanthropus dengan badan yang besar.

Ciri-ciri :
-         Tulang pipi tebal
-         Kening menonjol
-         Tidak memiliki dagu
-         Geraham besar
-         Badan tegap
-         Bentuk muka diduga masif
-         Rahang bawah sangat tegap
-         Gigi berebentuk homonin
-         Memakan tumbuh-tumbuhan
-         Otot-otot kunyah sangat kukuh
-         Kepala bagian belakang sangat menonjol
-         Permukaan kunyah tajuk terdapat banyak kerut

2. Pithecanthropus   
  
Pada tahun 1890 di Desa Trinil, tepatnya di daerah Ngawi, telah ditemukan fosil berupa tulang rahang, tulang geraham, dan bagian tulang rahang kiri, serta tengkorak bagian atas. Diperkirakan ia hidup pada masa pleistosen awal, tengah dan akhir 2 juta tahun yang lalu. Fosil yang diperkirakan sebagai manusia purba Indonesia ini ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois. Temuan fosil tersebut diberi nama pithecanthropus erectus.Pithecanthropus erectus sendiri berasal dari kat pitheca : kera, anthropus : manusia, erectus : berdiri.  Sehingga pithecanthropus erectus berarti manusia kera yang berdiri atau berjalan tegak.
Secara umum pithecanthropus erectus memiliki cirri-ciri sebagia berikut :
1)    Tinggi berkisar 165-180 cm.
2)   Berat badan antara 30-150 kg.
3)   Anggota badan tegap.
4)   Dahi miring ke belakang.
5)   Tonjolan kening sangat nyata.
6)   Alat kunya besar.

a) Pithecanthropus Mojokertensis

Fosil Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Von Koenigswald di desa Perning, Lembah Bengawan Solo Mojokerto, Jawa Timur pada lapisan Pleistosen Bawah. Temuan tersebut berupa fosil anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 sampai 2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis Berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.

b) Pithecanthropus Robustus

Fosil jenis ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil, Lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis.

c) Pithecanthropus Erectüs

Fosil jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur, pada tahun 1890 berasal dari lapisan Plestosen Tengah. Mereka hidup sekitar satu juta sampai satu setengah juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan tegak dengan badan yang tegap dan alat pengunyah yang kuat. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume otak manusia modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc.

3. Homo

1. Homo Mojokertensis

Selain di Wajak dan di Solo, Mojokerto juga menyumbangkan fosil manusia purbabagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Diperkirakan hidup ribuan tahun lalu. Berbeda dengan di tempat lain, fosil yang ditemukan di Perning Mojokerto ini berupa tegkorak anak-anak.
 Penemunya adalah Cokro Handoyo dengan Duyfies (Belanda).
Adapun cirri-ciri Homo mojokertensis adalah sebagai berikut :
a)    Berbadan tegap.
b)   Otot tengkuk sangat kuat.

3. Homo Sapiens
Jenis kaum homo yang ini telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang dan juga memiliki sifat seperti manusia sekarang tetapi masih memiliki Kehidupan yang sangat sederhana, dan tentunya hidup mengembara(nomaden). Jenis Kaum

Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 8 yaitu:
- homo Sapiens Wajakensi
- homo Soloensis
- homo Florensiensis

Jenis-jenis fosil homo di Indonesia, di antaranya :
1)     Homo wajakensis

Penemu dari fosil ini adalah Dr. Eugene Dubois, pada tahun 1889 di Desa Wajak Tulung Agung. Karena ditemukan di Wajak inilah, fosil manusia purba ini bernama Homo wajakensis. Ia hidup 40-25 ribu tahun  yang lalu. Dilihat dari cirri-cirinya, Homo wajakensis menampakkan cirri yang tidak sama dengan fosil manusia purba di Indonesia oada umumnya. Bahkan ia lebih mendekati cirri bangsa Uustroid., ang menurunkan Bangsa Australia.
Adapun ciri-ciri dari Homo wajakensis adalah sebagai berikut :
a)    Cara berjalan dengan berdiri tegak, sudah lebih sempurna jika dibandingkan dengan Pithecanthropus erectus.
b)   Muka tidak begitu menonjol ke depan (tetapi jika dibandingkan dengan manusia sekarang, ia lebih menonjol).
c)    Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi.
d)   Alat pengunyah rahang, gigi dan otot tengkuk sudah sudah mengecil.

2)    B. Homo soloensis

Di Ngandong Solo, pada tahun 1931-1934, Ter Haar dan Ir. Opennorth, menemukan fosil manusia purba berupa manusia tengkorak. Hasil oenemuan tersebut diteliti oleh Von Koeningswald dan Weidenreich. Dari analisa yang dilakukan, disimpulkan bahwa manusia purba jenis ini tingkatannya lebih tinggi dibandingkan pitethecanthropus.
Adapun cirri-ciri Homo Soloensis (manusia solo) adalah sebagai berikut :
a)    Tubuhnya sedikit lebih tinggi dan lebih tegak dibandingkan denag Pithecanthropus erectus.
b)   Isi tengkorak lebih besar
3)   Tonjolan kening tidak begitu besar


C. Homo Florensiensis


Pada tahun 2003 para ilmuan dari Australiadan Indonesia melakukan penggalian di gua Liang Bua, Flores. Mereka berhasil menemukan fosil tengkorak manusia purba yang memiliki bentuk mungil atau hobbit. Manusia purba yang ditemukan di gua Liang Bua tersebut kemudian diberi nama Homo Florensiensis. Ukuran manusia ini tidak lebih besar dari anak-anak usia 5 tahun. Ia diperkirakan memiliki tinggi badan 100cm dan berat badan 30kg. Selain itu mereka sudah berjalan tegak dan tidak memiliki dagu. Manusia purba ini hidup di kep. Flores sekira 18 ribu tahun lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar