Jumat, 27 September 2013

Contoh Daftar Isi dan Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur  yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan  Makalah ini.    
Adapun judul dari Makalaah ini “Virus Hepatitis“. Penyusunan Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi tugas biologi di SMAN2 Bandar Lampung. Dalam menyelesaikan makalah, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa saran, bimbingan dan dukungan moril dan materil akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis  menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak yang membacanya. Amin.
Bandar Lampung, 20 Agustus 2013 


                                                                                Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...............................………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...............................ii
BAB I
            PENDAHULUAN
            LATAR BELAKANG……………………………………………………….............................1
            TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………………...........2
            RUMUSAN MASALAH………………………………………….....................................2
BAB II
            PEMBAHASAN
            PENGERTIAN..............................................................................................2
            ETIOLOGI ...................................................................................................2
            PATOFISIOLOGI..........................................................................................3
GAMBARAN KLISIN HEPATITIS...................................................................4
            PENEGAKAN DIAGNOSA............................................................................5
            PROGNOSIS................................................................................................6
KOMPLIKASI...............................................................................................6
EPIDEMIOLOGI...........................................................................................7
BAB III
            PENUTUP
            KESIMPULAN............................................................................................14
            SARAN......................................................................................................15


Contoh Cover Makalah

MAKALAH
VIRUS HEPATITIS

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQswyz445Dl6foo-0Anq-1A9cgZcI3otZb08_4HNgseq2eXog_q

Disusun oleh :
Intan Eka Debora Silaban (X IPA6)

SMA Negeri 2 Bandar Lampung
2013


kotak bisa diganti logo sekolah masing-masing 2013 bisa jadi T.P 2013/2014

Karakter Remaja Kristen dan Indonesia

Karakter Remaja Indonesia
1. Semakin kreatif, karena semakin banyaknya fasilitas yang mendukung
2. Semakin berani untuk berpendapat (percaya diri untuk beragumen)
Kemudian di bawah ini ada beberapa Karakter Negatif dari remaja Indonesia antara lain :
1.      Cenderung Malas karena dimanjakannya dengan teknologi
2.    Semakin Boros karena banyaknya fasilitas yang diinginkan
3.    Kurang menghargai diri sendiri
Jadi, kita sebagai remaja Indonesia yang akan meneruskan perjuangan bangsa kita tercinta ini harus bisa memilah dan memilih karakter kita agar bisa baik di kemudian hari.
Karakter Remaja Kristen
Di dalam kepribadian manusia itu, ada bagian yang bisa diubah & ada yang sulit/tidak bisa diubah:

1.      Bagian yang bisa diubah: Sikap & Karakter. ’Karakter’ adalah ”bagian kepribadian yang berkaitan dengan ’teguh–tidaknya’ seseorang dalam mematuhi etika perilaku atau dalam memegang pendirian/pendapat.” Karakter cenderung merupakan hasil bentukan dari lingkungan, dan menyangkut pilihan-pilihan seseorang dalam hidup ini.
2.    Bagian yang tidak bisa diubah: Sifat & Temperamen. ’Temperamen’ adalah ”kecenderungan bawaan seseorang dalam memberikan reaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.” Temperamen adalah bawaan–lahir yang ada hubungannya dengan cairan-cairan dalam tubuh seseorang.
- Temperamen Sanguin: Tipe periang. Tapi kelemahannya adalah cenderung impulsive (bertindak mengikuti dorongan hati), bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Contoh Alkitab: Simon Petrus.
- Temperamen Flegmetik: Tipe yang cenderung tenang dan nampak tidak beremosi. Kelemahannya adalah cenderung menjadi orang yang egois. Contoh Alkitab: Abraham.
- Temperamen Melankolik: Orang yang perasaannya sensitif & perenung. Kelemahan orang melankolik adalah mudah sekali dikuasai oleh perasaan dan cukup sering murung. Contoh Alkitab: Nabi Musa.
- Temperamen Kolerik: Seorang kolerik berorientasi pada pekerjaan, dan pada tugas. Kelemahan orang kolerik adalah kurang mampu merasakan perasaan orang lain Contoh Alkitab: Rasul Paulus.

Karakter

Secara bahasa: Kata Inggris untuk “character” diturunkan dari kata Yunani: charaktêr, yang aslinya digunakan untuk menunjuk kepada ‘sebuah tanda yang tercetak pada sebuah koin’. Di kemudian hari, kata “character” umumnya diartikan sebagai ‘sebuah tanda pembeda dimana sesuatu dibedakan dari sesuatu lainnya’.

Secara filsafati: Aristoteles menyatakan ada dua kesempurnaan kemanusiaan: (1). Kesempurnaan pikiran, dan (2). Kesempurnaan karakter (êthikai aretai), atau biasa kita terjemahkan menjadi “keluhuran (-keluhuran) moral” atau “kesempurnaan (-kesempurnaan) moral”. Kata Yunani êthikos (ethical) di atas, berasal dari kata êthos (character). Jadi, ketika kita berbicara tentang ‘sebuah keluhuran moral’, kita juga sedang berbicara tentang ‘sebuah kesempurnaan karakter’. Disini, penekanannya tidaklah hanya pada ‘perbedaan’ atau ‘individualitas’, namun pada ‘kombinasi kualitas-kualitas yang menjadikan seseorang itu secara etis menjadi pribadi yang terhormat’.

Secara Alkitabiah: Ada dua ayat yang mencantumkan kata ’karakter’ ini:
1. Di dalam terjemahan Yunani dari Perjanjian Lama, yaitu: Imamat 13:28, ”bekas luka bakar”.
2. Di dalam Perjanjian Baru, yaitu Ibrani 1:3, terdapat kalimat, ”gambar yang nyata dari.”
Jadi, karakter adalah ’bentuk’ atau ’sesuatu yang tercetak’.

’Bentuk yang tercetak’ ini bisa berarti:
1. Untuk menunjukkan identitas.
Pola sidik jari yang tercetak di atas kertas/plastik/kaca, dipakai untuk menunjukkan identitas dari si pemilik jari. Sidik jari pertamakali digunakan secara resmi di Eropa sebagai tanda pengenal narapidana pada tahun 1858. Sejak tahun 1880-an, ilmu tentang sidik jari terus berkembang dan akhirnya dipakai hampir dimana-mana, sebagai alat tanda pengenal dalam bidang pengusutan kejahatan, untuk mengetahui identitas si penjahat. Atau bisa juga dibayangkan seperti koin mata uang. Apa yang tercetak di atas koin itu menjadi petunjuk ‘identitas’ nilai dari koin itu.
Demikian juga Kristus. Ibrani 1:3 menyatakan bahwa Ia adalah ‘gambar-wujud Allah’. Ia adalah karakter Allah. Ketika seseorang melihat kehidupan dan Pribadi Yesus Kristus, seseorang itu akan dapat melihat identitas Allah sendiri. Karena itu Yesus berkata, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9).
Demikian juga hidup orang Kristen. Allah ingin agar kita, anak-anakNya, memiliki karakter yang membuat orang mengenal identitas dari Bapa kita. Jadi apa dasar kita untuk membangun karakter yang baik? ’Sifat-sifat Allah’ sendiri. Jadi, saya baik, karena Allah baik; saya setia, karena Allah setia; dan seterusnya. Demikian, Allah rindu agar karakter kita mencerminkan karakter Allah Tritunggal, sehingga membuat oranglain mengenal, seperti apa, sih, Allah Tritunggal itu!
Beberapa ayat berikut menunjukkan lebih jelas bagaimana Allah menghendaki kita untuk bertumbuh mencerminkan Allah sendiri:
- 1 Petrus 1:15 – 16 ”...tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”
- Matius 5:48 ”Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
- Roma 8:29 ”Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”
- Filipi 2:5 ”Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.2. Untuk menunjukkan status sah – kepemilikan.
Hewan ternak di cap pantatnya dengan besi panas yang sudah dibakar. Bentuk pola (luka bakar) yang tercetak itu, disebut ’karakter’, dan menunjukkan status sah – kepemilikan. Dengan melihat ’bentuk pola/luka bakar’ bekas cetakan itu, seseorang bisa tahu bahwa seekor ternak itu milik siapa; dan telah dibayar lunas oleh siapa!
Demikian juga hidup orang Kristen. Firman Tuhan dalam 1 Kor.7:23 & 6:20 menyatakan, ”Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia” dan ”muliakanlah Allah dengan tubuhmu!.” Jadi, dari dua ayat di atas kita mengetahui bahwa kita harus memiliki karakter:
a. Mau melayani Tuhan, dan...
b. Memuliakan Allah dengan tubuh kita.
Dengan menerapkan dua karakter di atas dalam hidup kita, orang akan melihat bahwa sesungguhnya kita adalah milik Tuhan & Tuhan itulah yang bertanggungjawab atas hidup kita! Jadi kalau ada orang yang macam-macam dengan kita, mereka berurusan dengan Tuhan! Kita adalah pribadi yang terhormat!
Jadi, kata “karakter” ini kemudian utamanya digunakan untuk menunjuk kepada “kumpulan kualitas-kualitas yang membedakan satu individu dari individu lainnya, dimana kualitas-kualitas itu menjadikan seseorang –secara etis– menjadi pribadi yang terhormat”. Oleh: Ev. Nurcahyo TP., M.Div 

Karakter menurut kebanyakan orang :
1.      Memiliki kasih
2.    Mengampuni, mengasihi sesama
3.    Kreatif, inovatif, berani, percaya diri
4.    Tidak angkuh, sombong dan aroganan



Virus Polio | Biologi

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh. Virus ini menular melalui air dan kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan selalu menyerang anak balita. Dua puluh tahun silam, polio melumpuhkan 1.000 anak tiap harinya di seluruh penjuru dunia. Tapi pada 1988 muncul Gerakan Pemberantasan Polio Global. Lalu pada 2004, hanya 1.266 kasus polio yang dilaporkan muncul di seluruh dunia. Umumnya kasus tersebut hanya terjadi di enam Negara. Kurang dari setahun ini, anggapan dunia bebas polio sudah berakhir.
Pada awal Maret tahun 2005, Indonesia muncul kasus polio pertama selama satu dasa warsa. Artinya, reputasi sebagai negeri bebas polio yang disandang selama 10 tahun pun hilang ketika seorang anak berusia 20 bulan di Jawa Barat terjangkit penyakit ini. (Lebih lanjut baca  "Polio: cerita dari Jawa Barat)  Menurut analisa, virus tersebut dibawa dari sebelah utara Nigeria. Sejak itu polio menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan menyerang anak-anak yang tidak diimunisasi. Polio bisa mengakibatkan kelumpuhan dan kematian. Virusnya cenderung menyebar dan menular dengan cepat apalagi di tempat-tempat yang kebersihannya buruk.
Indonesia sekarang mewakili satu per lima dari seluruh penderita polio secara global tahun ini. Kalau tidak dihentikan segera, virus ini akan segera tersebar ke seluruh pelosok negeri dan bahkan ke Negara-negara tetangga terutama daerah yang angka cakupan imunisasinya masih rendah.
Indonesia merupakan Negara ke-16 yang dijangkiti kembali virus tersebut. Banyak pihak khawatir tingginya kasus polio di Indonesia akan menjadikan Indonesia menjadi pengekspor virus ke Negara-negara lain, khususnya di Asia Timur. Wabah polio yang baru saja terjadi di Indonesia dapat dipandang sebagai sebuah krisis kesehatan dengan implikasi global.

B.          Rumusan Masalah
1.         Pengertian polio.
2.         Jenis – jenis polio.
3.         Mekanisme penyebaran polio.
4.         Langkah pencegahan polio.

C.           Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
1.      Sebagai tugas orientasi mahasiswa baru.
2.      Agar calon mahasiswa baru dapat mengetahui hal – hal yang berhubungan dengan penyakit polio.



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
B.    Gejala Klinik.
Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas. Sebagian besar (90%) infeksi virus polio menyebabkan inapparent infection, sedangkan 5% menampilkan gejala abortive infection, 1% nonparalytic, dan sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik.
Bagi penderita dengan tanda klinik paralitik, 30% akan sembuh, 30% menunjukkan kelumpuhan ringan, 30% menunjukkan kelumpuhan berat, dan 10% menunjukkan gejala berat serta bisa menimbulkan kematian. Masa inkubasi biasanya 3-35 hari.
Penderita sebelum ditemukannya vaksin terutama berusia di bawah 5 tahun. Setelah adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, usia penderita bergeser pada kelompok anak usia di atas 5 tahun.
C.     Stadium akut --sejak ada gejala klinis hingga dua minggu-- ditandai dengan suhu tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi dalam seminggu permulaan sakit. Kelumpuhan itu terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron di medula spinalis (tulang belakang) oleh invasi virus.
Kelumpuhan tersebut bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat. Sebagian besar kelumpuhan terjadi pada tungkai (78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. Kelumpuhan itu berjalan bertahap dan memakan waktu dua hari hingga dua bulan.
D.    Stadium subakut (dua minggu hingga dua bulan) ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak terlau tinggi. Kadang, itu disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya salah satu sisi.
Stadium konvalescent (dua bulan hingga dua tahun) ditandai dengan pulihnya kekuatan otot lemah. Sekitar 50%-70% fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah fase akut. Kemudian setelah usia dua tahun, diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot. Stadium kronik atau dua tahun lebih sejak gejala awal penyakit biasanya menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan otot permanen.
E.     Jenis Polio
1.            Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
2.            Polio paralisis spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan diserap oleh pembulu darahkapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf motorik -- yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.
3.            Polio bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.
Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan; korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan 'paru-paru besi' (iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.
Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi tubuh yang mendekati normal.

F.     Mekanisme Penyebaran
Virus ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari mulut ke mulut). Fekal-oral berarti minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya.
Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan chlor. Suhu tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan beku dapat bertahan bertahun-tahun.
Ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba lainnya. Virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber penularan.
Meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. Salah satu inang atau mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia.

G.    Pencegahan
Dalam World Health Assembly 1988 yang diikuti sebagian besar negara di dunia, dibuat kesepakatan untuk melakukan eradikasi polio (Erapo) tahun 2000. Artinya, dunia bebas polio pada 2000. Program Erapo pertama yang dilakukan adalah melakukan imunisasi tinggi dan menyeluruh. Kemudian, diikuti Pekan Imunisasi Nasional yang dilakukan Depkes 1995, 1996, dan 1997. Imunisasi polio yang harus diberikan sesuai rekomendasi WHO adalah sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu.
Kemudian, diulang usia 1,5 tahun, dan 15 tahun. Upaya ketiga adalah survailance accute flaccid paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layuh pada usia di bawah 15 tahun. Mereka harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena polio atau bukan.
Tindakan lain adalah melakukan mopping-up. Yakni, pemberian vaksinasi massal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap anak usia di bawah lima tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya.



BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.      Masih terdapat Negara – Negara di dunia yang mempunyai virus polio liar yang akan menjadi ancaman bagi Negara – Negara yang rentan  ( cakupan imunisai rendah ).
2.      Cakupan imunisasi polio masih belum merata di beberapa desa.
3.      Tiga factor resiko utama terjadinya KLB yaitu :
Ø   Tingkat imunitas masyarakat rendah.
Ø   Sanitasi yang tidak baik.
Ø   Adanya kemudahan transportasi.

B.    Saran
Ø  Meningkatkan komitmen politik dalam upaya kesehatan masyarakat.
Ø  Meningkatkan kehandalan infrastruktur kesehatan.
Ø  Meningkatkan peran seluruh masyarakat, professional maupun media dalam mensukseskan upaya Indonesia menghentikan penyebaran virus polio.


Makalah Virus Hepatitis

BAB 1
Pendahuluan
1.1.       Latar belakang
Adapun yang melatar belakangi penulisan makalah ini selain merupakan tugas individu juga merupakan materi bahasan dalam mata pelajaran Biologi SMA. Dimana setiap siswa akan membahas materi tentang virus. Adapun dalam makalah ini akan dibahas tentang “Hepatitis” merupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis. Virus hepatitis , sebagai penyebab hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan. Namun demikian untuk mendeteksinya kini dapat sehari jadi. Saat ini, telah ditemukan jenis-jenis virus hepatitis antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT (masih dalam tahap penelitian). Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut “Hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut “hepatitis kronis”
Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Penyakit hepatitis telah menjadi masalah dunia saat ini. Diperkirakan sebanyak 400 juta orang di dunia mengidap penyakit hepatitis B kronis. Sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis ini. Penderita penyakit hepatitis C juga tercatat sangat besar, yaitu sekitar 170 juta orang di seluruh dunia.
Penyakit hepatitis juga menjadi masalah besar di Indonesia mengingat jumlah penduduk Indonesia yang juga besar, jumlah penduduk yang besar ini membawa konsekuensi yang besar pula. Penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan rendah dihadapkan pada masalah kesehatan terkait gizi, penyakit menular serta kebersihan sanitasi yang buruk. Sedangkan penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan tinggi memiliki masalah kesehatan terkait gaya hidup dan pola makan. Tak mengherankan jika saat ini penyakit hepatitis menjadi salah satu penyakit yang mendapat perhatian serius di Indonesia.
Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah. Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B, ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B. Demikian pula dengan hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.


1.2.       Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan penulisan makalah ini antara lain :
- Sebagai bahan pengembangan materi bagi siswa SMAN2 Bandar Lampung
- Sebagai bahan penilaian terhadap tugas yang di berikan terhadap siswa dalam penyusunan makalah

1.3.       Rumusan Masalah

1.       Apa itu virus hepatitis ?
2.       Bagaimana cara penularannya ?
3.       Bagaimana cara pencegahannya ?

BAB 2
Pembahasan
2.1. Pengertian
“Hepatitis”merupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis , sebagai penyebab hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan. Saat ini, telah ditemukan jenis-jenis virus hepatitis antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT (masih dalam tahap penelitian).. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut “Hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut “hepatitis kronis”
Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
2.2. Etiologi
Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C, D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik atau kimia, pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi. Hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati), kanker hati dan komplikasi lainnya yang dapat mengakibatkan kematian.
Dalam masyarakat kita, penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit kuning. Sebenarnya hepatitis adalah peradangan organ hati (liver) yang disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis atau sakit kuning ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol, penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi obat-obatan maupun kehadiran parasit dalam organ hati (liver). Salah satu gejala penyakit hepatitis (hepatitis symptoms) adalah timbulnya warna kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata. Peradangan pada sel hati dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian dari organ hati (liver). Jika semua bagian organ hati (liver) telah mengalami kerusakan maka akan terjadi gagal hati (liver) yang menyebabkan kematian.

2.3. Patofisiologi
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan terbawa sampai ke hati. di sini agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan SGPT). akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasii bilirubin sehingga terjadi disfungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehinga timbul gejala tidak nafsu makan (anoreksia). salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral racun. Aktivitas yang berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat menghasilkan H2O2 yang berdampak pada keracunan secara lambat dan juga merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan melalui pemasukan alkohol yang banyak dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada alkoholik.
Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga terjadi pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba / palpasi hati. Nyeri tekan dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak.
Hepatitis viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut. Klasifikasi hepatitis viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas, hepatitis yang tak khas (asimtomatik), hepatitis viral akut yang simtomatik, hepatitis viral anikterik dan hepatitis viral ikterik. Hepatitis virus kronik dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu hepatitis kronik persisten, hepatitis kronik lobular, dan hepatitis kronik aktif.
Virus hepatitis A mempunyai masa inkubasi singkat/hepatitis infeksiosa, panas badan (pireksia) didapatkan paling sering pada hepatitis A. Hepatitis tipe B mempunyai masa inkubasi lama atau disebut dengan hepatitis serum.
Hepatitis akibat obat dan toksin dapat digolongkan ke dalam empat bagian yaitu: hepatotoksin-hepatotoksin direk, hepatotoksin-hepatotoksin indirec, reaksi hipersensitivitas terhadap obat, dan idiosinkrasi metabolik.

Obat-obat yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan hepar adalah:
v Obat anastesi
v Obat antibiotik
v Obat antiinflamasi
v Obat antimetabolik dan imunosupresif
v Antituberkulosa
v hormon-hormon
v obat psikotropik
v Lain-lain, contoh phenothiazine
2.4. Gambaran klinis Hepatitis

Gambaran klinis dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

Ø Hepatitis kronik
            o Secara klinis bervariasi dari keadaan dari keadaan tanpa keluhan sampai perasaan lelah  yang sangat mengganggu. Adanya keluhan dan gejala hipertensi portal (asites, perdarahan varises esofagus) menunjukkan penyakit pada stadium yang sudah lanjut.
            o Pemeriksaan biokimiawi menunjukkan peningkatan kadar bilirubin, transminase dan globulin serum.
            o Gambaran histopatologis memperlihatkan kelainan morfologis yang khas untuk hepatitis kronik.

Ø Hepatitis akut
            o Pada umumnya, hepatitis tipe A, B, dan C mempunyai perjalanan klinis yang sama. Hepatitis tipe b dan c cenderung lebih parah perjalanan penyakitnya dan sering dihubungkan dengan serum-sickness.
            o Serangan yang teringan tidak menunjukkan gejala dan hanya ditandai dengan naiknya transminase serum.
            o Serangan ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu masa prodmoral kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa “tidak enak badan”, menderita gejala digestif, terutama anoreksia dan nausea, dan kemudian ada panas badan ringan; ada nyeri di abdomen kanan atas, yang bertambah pada tiap guncangan badan; tak ada nafsu untuk merokok atau minum alkohol; perasaan badan tak enak bertambah menjelang malam dan pasien merasa sengsara.
           
o Kadang-kadang dapat menderita sakit kepala yang hebat.
            o Hati dapat di palpasi dengan pinggiran yang lunak dan nyeri tekan pada 70% pasien.
            o Setelah kurang lebih 1-4 minggu masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh.

Ø Manifestasi Klinik
            o Stadium Praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan atas, urin menjadi lebih coklat
            o Stadium Ikterik, berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah anoreksia, dan muntah. Hati membesar dan nyeri tekan. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Serangan Ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu masa prodromal, kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa tidak enak makan, menderita gejala digestive terutama anoreksia dan nausea dan kemudian ada panas badan ringan, ada nyeri di abdomen kanan atas yang bertambah pada tiap guncangan badan. Masa prodormal diikuti warna urin bertambah gelap dan warna tinja menjadi gelap, keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus dan berkurangnya gejala : panas badan menghilang, mungkin timbul bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan nafsu makan pulih. Setelah kelihatannya sembuh rasa lemah badan masih dapat berlangsung selama beberapa minggu
            o Stadium pasca ikterik. Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi.Penyembuhan pada ank-anak lebih cepat lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
2.5. Penegakkan Diagnosa
Ø Pemerikasaan laboratorium untuk deteksi hepatitis
Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengidap hepatitis dilakukan untuk memastikan diagnosis, mengetahui penyebab hepatitis dan menilai fungsi organ hati (liver). Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi hepatitis terdiri dari atas tes serologi dan tes biokimia hati.
            o Tes serologi adalah pemeriksaan kadar antigen maupun antibodi terhadap virus penyebab hepatitis. Tes ini bertujuan untuk mengetahui jenis virus penyebab hepatitis.
            o Tes biokimia hati adalah pemeriksaan sejumlah parameter zat-zat kimia maupun enzim yang dihasilkan jaringan hati (liver). Dari tes biokimia hati inilah dapat diketahui derajat keparahan atau kerusakan sel dan selanjutnya fungsi organ hati (liver) dapat dinilai.Beberapa jenis parameter biokimia yang diperiksa adalah AST (aspartat aminotransferase), ALT (alanin aminotransferase), alkalin fosfate, bilirubin, albumin dan waktu protrombin. Pemeriksaan ini biasa dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi perkembangan penyakit maupun perbaikan sel dan jaringan hati (liver).
Ø Pemeriksaan HbsAg. Yakni untuk mendeteksi adanya antigen virus dalam tubuh, sebagai penanda awal terjadinya infeksi Hepatitis B.
Ø Pemeriksaan antiHBs. Untuk mendeteksi adanya kekebalan atau antibodi terhadap virus Hepatitis B.
Ø Pemeriksaan IgM antiHBc. Untuk mendeteksi antibodi terhadap HbcAg. (penanda pernah terinfeksi hepatitis B).
Ø Pemeriksaan HbeAg dan Anti Hbe. Untuk mendeteksi apakah sedang terjadi replikasi virus aktif atau tidak dalam tubuh penderita.
Ø Pemeriksaan HBV DNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar proses replikasi virus sedang terjadi di dalam tubuh. Tetapi hanya dilakukan bila penderita terinfeksi Hepatitis B, sehingga dapat ditemukan pada tipe mutant.

Pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk melacak hepatitis virus C antara lain dengan
:
Ø Anti HCV. Untuk mengetahui apakah penderita terpapar Hepatitis C.
Ø HCV RNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar aktifitas Virus Hepatitis C.
Saat ini, hasil pemeriksaan immunologi untuk deteksi hepatitis virus tersebut selain HBV DNA dan HCV RNA, dapat diketahui segera (One Day Sevice/sehari jadi). Perkembangan di bidang diagnostika laboratorium tersebut, tentunya akan mempercepat penanganan oleh dokter, sehingga dapat diambil langkah-langkah yang tepat bagi penderita Hepatitis A, B maupun C.
2.6. Prognosis
Prognosis pada penyakit hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu:
Ø Infeksi hepatititis B dikatakan mempunyai mortalitas tertinggi.
Ø Pasien yang agak tua atau kesehatan umumnya jelek mempunyai prognosis jelek.
2.7. Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4-8 bulan. Keadaaan ini dikenal sebagai hepatitis kronik persisten, dan terjadi pada 5 % – 10 % pasien. Akan tetapi meskipun terlambat, pasien-pasien hepatitits kronik persisten akan selalu sembuhkembali.
Setelah hepatitits virus akut sembuh, sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif, dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti dan perkembangan sirosis. Kematian biasanya terjadi dalam 5 tahun akibat gagal hati atau komplikasi sirosis. Hepatitis kronik aktif dapat berkembang aktif pada 50 % pasien HCV. Sebaliknya, Hepatitis kronik umumnya tidak menjadi komplikasi dari HAV atau HEV. Akhirnya, suatu komplikasi lanjut dari suatu hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.

2.7. Epidemiologi
a) Hepatitis A
Hepatitis A merupakan tipe hepatitis yang paling ringan. Infeksi virus hepatitis A (VHA) biasanya tidak sampai menyebabkan kerusakan jaringan hati (liver) yang parah. Mayoritas mereka yang terinfeksi oleh virus ini dapat pulih sepenuhnya. Hepatitis A menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh VHA.
Gejala Hepatitis A :
Gejala awal seperti influenza, gastritis maupun artritis. Tetapi yang terutama adalah adanya demam, lemah/lesu, mual, muntah, dan diare. Urin menjadi berwarna gelap dan tinja berwarna pucat selama penderita mengalami kulit berwarna kuning atau jaundice. Gejala hepatitis A biasanya berlangsung selama 3 – 6 minggu, dan masa penyembuhannya secara klinis dan biokimiawi memerlukan waktu sampai 6 bulan.
Penularan Hepatitis A :
Penularan hepatitis A terutama terjadi melalui makanan dan minuman (95%). Penularan lain melalui kontak langsung dengan penderita, atau melalui pemakaian jarum suntik.
Kelompok yang berisiko terhadap Hepatitis A :
Orang yang mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak terjamin kebersihannya berisiko untuk tertular hepatitis A. Terjadinya infeksi tambahan hepatitis A pada pengidap kronik hepatitis B atau hepatitis C sering mengakibatkan bertambah parahnya penyakit hati tersebut, sehingga menyebabkan gagal hati.
Pengobatan dan pencegahannya :
Tidak ada pengobatan yang spesifik terhadap hepatitis A. Istirahat dan gizi yang baik dapat membantu mempercepat penyembuhan. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan :
- pola hidup yang baik dan bersih
- vaksinasi terhadap hepatitis A
Waktu pemberian dan dosis vaksin :
Sedini mungkin bagi anak mulai umur 2 tahun . Satu kali suntikan pertama, dan 6 bulan berikutnya suntikan penguat (booster) dapat memberikan perlindungan sekurang-kurangnya 10 tahun.
Yang harus divaksinasi :
Anak-anak adalah prioritas untuk mendapatkan vaksinasi.
Untuk orang dewasa :
- orang yang tinggal di daerah endemis tinggi (Indonesia)
- pengelola makanan : catering, koki, pedagang makanan, dll
- dokter dan perawat
- tentara
- orang yang bepergian (travellers)
- penderita hepatitis C kronis atau penyakit hati kronis yang lain.
b) Hepatitis B
http://penyakithepatitis.org/wp-content/uploads/2012/12/hepatitis-b-virus.jpg
Prevalensi Hepatitis B
Pada saat ini diperkirakan bahwa di dunia terdapat kira-kira 300 juta orang pengidap Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg – carrier), dan dari jumlah ini sekitar 220 juta orang dan ini berarti bahwa hampir 78% berdiam di Asia. Data prevalensi HBsAg di Indonesia sangat bervariasi, hal ini dapat dimengerti mengingat Indonesia memiliki daerah yang sangat luas.
Dengan prevalensi HBsAg 3 – 20% Indonesia digolongkan kedalam kelompok daerah endemis sedang sampai dengan tinggi, dan termasuk negara yang sangat dihimbau oleh WHO untuk segera melaksanakan usaha pencegahan terhadap hepatitis B.
Data-data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar infeksi virus hepatitis B yang menetap timbul sebagai akibat infeksi pada waktu bayi dan anak-anak. Makin muda usia seseorang terkena infeksi virus hepatitis B, lebih besar kemungkinannya untuk menderita infeksi virus hepatitis B yang menetap, dengan demikian lebih besar pula risiko untuk menjadi sirosis hati dan kanker hati primer dikemudian hari.
Transmisi Virus Hepatitis B secara vertikal dan Horizontal
Infeksi pada bayi terjadi pada saat persalinan dari ibu pengidap HBsAg dan penularan ini disebut sebagai penularan vertikal. Selain itu juga terdapat penularan secara horizontal berupa kontak erat dengan pengidap hepatitis B.
Sumber Penularan Hepatitis B
Darah
Dalam perjalanan infeksi virus hepatitis B hati dan darah merupakan tempat yang mengandung konsentrasi virus hepatitis B yang tertinggi.
Air Seni
HBsAg dapat ditemukan dalam jumlah yang kecil dalam air seni penderita hepatitis akut B dan pengidap dengan fungsi ginjal yang normal. Bukti yang nyata bahwa air seni dapat menularkan infeksi tidak jelas.
Tinja Dan Sekresi Usus
Pada waktu ini dianggap bahwa HBsAg tidak terdapat dalam tinja penderita hepatitis akut B dan pengidap.
Air Liur
HBsAg sering dijumpai pada air liur pada kasus hepatitis akut ataupun pengidap. Walaupun air liur dapat mengandung sejumlah kecil partikel virus hepatitis B namun agaknya daya infeksinya rendah.
Semen (cairan mani) Sekresi Vagina dan Darah Menstruasi
HBsAg telah dijumpai pada semen, baik pada kasus akut maupun pengidap, demikian pula pada sekret vagina dan darah menstruasi. Kontak seksual merupakan salah satu penularan HBsAg yang penting.
f.Air Susu,Keringat dan cairan tubuh yang lain
HBsAg telah dilaporkan dapat dijumpai pada air susu, keringat dan pada eksudat seperti cairan ketuban dan cairan sendi. Namun peranan dalam penularan HBsAg agaknya kecil.
Cara Penyebaran Virus Hepatitis B
Penyebaran virus hepatitis B dapat melalui berbagai cara :
A. Penularan melalui kulit (perkutan)
Penularan perkutan terjadi jika bahan yang mengandung HBsAg/partikel virus hepatitis B intak masuk atau dimasukkan ke dalam kulit. Terdapat 2 keadaan cara penularan ini:
Penularan perkutan yang nyata :
Terjadi jika bahan yang infeksius masuk melewati kulit; melalui penyuntikan darah atau bahan yang berasal dari darah, baik secara intravena atau tusukan jarum.
v Hepatitis pasca transfusi
Hepatitis virus B akut dapat timbul sebagai akibat transfusi darah yang mengandung HBsAg positip.
Dengan melakukan uji saring darah donor terhadap adanya HBsAg, maka jelas terdapat penurunan prevalensi kejadian hepatitis pasca transfusi.
v Hemodialisa
Prevalensi yang tinggi baik sebagai infeksi akut maupun kronik, telah dilaporkan pada penderita dengan penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa berkala.
v Alat suntik
Penularan lewat suntikan dengan mempergunakan alat yang tidak steril, telah lama dikenal. Sering sesudah imunisasi masal terjadi letupan hepatitis beberapa waktu kemudian.
Penularan perkutan tidak nyata :
Penularan perkutan yang tidak nyata bisa terjadi. Banyak penderita mendapat hepatitis virus B dan tidak pernah dapat mengingat bahwa mereka mendapat trauma pada kulit atau hal lain, virus hepatitis B tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun dapat melalui kulit yang mengalami kelainan penyakit kulit. Penularan yang tidak nyata ini sangat mungkin memegang peranan penting dalam menerangkan jumlah pengidap HBsAg yang sangat besar.
Penatalaksanaan Hepatitis B Akut
Pada dasarnya terdapat 3 cara umum dalam penatalaksanaan hepatitis B virus akut
1. Tirah baring
Tirah baring telah merupakan suatu cara dalam mengobati suatu penyakit.
2. Diet
Pada prinsipnya penderita seharusnya mendapat diet cukup kalori. Pada stadium dini persoalannya ialah bahwa penderita mengeluh mual, dan bahkan muntah, disamping hal yang menganggu yaitu tidak nafsu makan. Dalam keadaan ini jika dianggap perlu pemberian makanan dapat dibantu dengan pemberian infus cairan glukosa.
3. Obat-obatan
Pada saat ini belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki kematian/kerusakan sel hati dan memperpendek perjalanan penyakit hepatitis virus akut.
Penatalaksanaan Hepatitis Kronik
Tujuan pengobatan tentu saja kita mengharapkan penyembuhan total dari infeksi virus hepatitis B, kita mengharapkan bahwa virus tersebut dapat dihilangkan di dalam tubuh dan terjadi penyembuhan penyakit hatinya. Hal ini ditandai dengan menghilangnya HBsAg, DNA polymerase dan HBVDNA dan juga perubahan nilai SGOT dan SGPT (enzim hati) ke dalam batas normal.
Macam pengobatan :

OBAT ANTI VIRUS
            Interferon
Mempunyai aktivitas biologik sebagai antiviral, antiproliferatif dan khasiat imunomodulasi. Dari penelitian-penelitian terdahulu memang dilihat adanya respons yang kurang dan hal ini disebabkan karena dosis yang rendah dan pendeknya jangka waktu pengobatan. Dengan telah ditemukan cara DNA rekombinant telah dapat dibuat alfa, beta dan gamma interferon dalam jumlah yang besar dan sebagian problem diatas telah dapat diatasi.
Sasaran utama dari Interferon pada hepatitis kronis adalah menekan permanen replikasi virus atau membasminya sehingga dapat mencapai keadaan remisi penyakitnya. Indikasi pemberian interferon umumnya diberikan pada stadium replikasi (pembelahan virus) dan perjalanan hepatitis B kronik yang ditandai dengan kenaikan enzim hati (transaminase), HBeAg dan HBV DNA serum yang positif selama observasi 6 bulan. Salah satu interferon yang telah beredar luas di Indonesia adalah INTRON AÒ
Pemberian interferon sering disertai timbulnya efek samping yaitu menggigil, demam, lemah, rambut rontok, berat badan turun, penekanan pada sumsum tulang, dan perubahan lokal pada tempat suntikan.
c) Hepatitis C
http://www.pengobatanhepatitis.com/wp-content/uploads/2012/02/penyakit-hepatitis-C1.jpg
Prevalensi Virus Hepatitis C
Di Indonesia prevalensi hepatitis C ditemukan sangat bervariasi mengingat luas geografis yang sangat luas, selain itu juga terdapat variasi dari hasil beberapa penelitian sehubungan dengan kelompok yang diteliti yang berlainan. Hasil pemeriksaan pendahuluan anti-HCV pada donor darah di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensinya adalah diantara 3,1% sampai 4%.
Aspek Klinis Hepatitis C
Secara klinik hepatitis C mirip dengan infeksi hepatitis B. Gejala awal tidak spesifik dengan gejala gastrointestinal (pencernaan) diikuti dengan ikterus (kuning) dan kemudian diikuti dengan perbaikan pada kebanyakan kasus.
Yang menyolok adalah sebagian besar penderita yang terkena infeksi hepatitis C akan menjurus menjadi kronik. Kejadiannya jauh lebih sering dibandingkan dengan hepatitis B. Dilaporkan bahwa kira-kira 50% menjadi sirosis hati.
Kanker hati dapat terjadi mengikuti sirosis hati yang disebabkan oleh hepatitis NANB. Lamanya waktu sejak terjadinya pemberian transfusi darah dan kejadian penyakit hati kronik sebagai berikut :
o 13 tahun dibutuhkan untuk terjadinya hepatitis kronik aktif
o 12 tahun dibutuhkan untuk terjadinya sirosis hati
o 18-24 tahun untuk perkembangan ke arah karsinoma hepatoseluler
Belum lama dilaporkan bahwa, kira-kira 50% kasus yang terinfeksi HCV akan menjadi kronik dan dalam 20% akan menjadi sirosis hati namun penelitian terakhir memperlihatkan angka kejadian kronik yang lebih tinggi lagi, yaitu bisa mencapai angka 70%. Dengan pemeriksaan HCV-RNA dalam serum hati, telah diperlihatkan bahwa angka infeksi yang menetap menjadi lebih tinggi lagi, yaitu antara 80-90%.
Penularan Hepatitis C
Parenteral (melalui darah)
Di Amerika Serikat, dan Jepang penularan hepatitis C terjadi terutama melalui cara parenteral, seperti transfusi darah atau produk darah. Populasi dengan risiko tinggi terlihat pada hemodialisis (cuci darah) mereka yang sering mendapatkan penyuntikan obat-obatan secara intravena, disusul oleh penderita hemofilia dan thalasemia.
Kontak personal
Peran kontak orang ke orang dalam penularan hepatitis C belum jelas. Penularan secara kontak erat dengan penggunaan bersama alat cukur atau sikat gigi dalam keluarga mungkin merupakan salah satu cara penularan.
§ Transmisi seksual
Hasil penelitian akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa kontak seksual dengan banyak partner heteroseksual atau dengan penderita hepatitis dapat berakibat terjangkitnya penyakit.
§ Transmisi neonatal (bayi baru lahir)
Penularan VHC dari ibu ke bayi melalui transmisi vertikal/perinatal namun demikian angka kejadiannya kecil.
§ Transmisi non parenteral
Ditemukannya antibodi pada para donor darah menunjukkan bahwa hepatitis C dapat ditularkan melalui cara non parenteral.
Pencegahan dan Pengobatan
a.Pencegahan lebih penting daripada pengobatan, yaitu dengan cara:
Kebersihan diri dan lingkungan
v Bila akan donor darah, perlu di screning terhadap virus hepatitis C.
v Jangan pernah melakukan tatoo atau tindakan dengan jarum-jarum suntik yang tidak steril.
v Menghindari hubungan intim dengan wanita yang tidak kita kenal baik profesinya (partner yang tidak jelas).
v Memakai alat: sisir, pisau cukur, sikat gigi, handuk, dsb. milik pribadi
v Melakukan general check-up lengkap paling lama setiap tahun, termasuk pertanda hepatitis C.
b.Pengobatan :
Satu-satunya pengobatan terhadap hepatitis C kronik yang sudah diakuti sampai sekarang ialah pemberian suntikan interferon selama paling sedikit 6 bulan – 1 tahun untuk meng-inaktifkan virus hepatitis C dan menormalkan SGPT dan gambaran biopsi hati menjadi tidak aktif lagi.
Interferon telah digunakan pada hepatitis C tahun 1986. Pada laporan tersebut dinyatakan pengobatan interferon alfa menormalkan SGPT dan memperbaiki gambaran histologi pada 50% kasus setelah pengobatan dengan dosis 3 juta unit 3 kali seminggu.
Dikatakan bahwa penderita yang akan memberikan respons baik biasanya telah memperlihatkan SGOT dan SGPT yang menjadi normal dalam 3 bulan pertama. Relaps akan diperkecil dengan memperpanjang masa pemberian interferon.
Perkembangan akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa keberhasilan pengobatan dengan interferon juga dikaitkan dengan genotip dari virus C, genoptip 1 termasuk yang sulit diobati. Dianggap bahwa virus hepatitis C juga mengalami mutasi dan sering terjadi reinfeksi pada seseorang. Karena itu sekarang terdapat kecenderungan bahwa pengobatan segera dimulai pada tingkat awal penyakit hati kronik dengan keadaan HCV-RNA yang rendah.
Masalah yang dapat terjadi pada penggunaan interferon adalah timbulnya efek samping yaitu rasa lemah, nyeri pada otot, demam, nafsu makan berkurang, gangguan konsentrasi dan susah tidur.
Masalah lain yang dihadapi adalah respons menetap yang hanya terjadi pada sebagian pasien yang diterapi dengan interferon tunggal. Meskipun telah terjadi serokonversi (HCV RNA menjadi negatif), beberapa bulan kemudian menjadi positif kembali.
Dalam hal tersebut, cara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan dosis atau lama pengobatan yang membawa konsekuensi meningkatnya efek samping maupun biaya pengobatan. Akhir-akhir ini telah ditemukan Ribavirin suatu nukleosida analog yang memiliki sifat antivirus termasuk HCV dan dapat digunakan secara oral (diminum). Dari berbagai publikasi hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi kombinasi Interferon (INTRON AÒ ) dan Ribavirin memberikan hasil respon menetap (hilangnya HCV-RNA) dari darah) yang lebih besar (2-3x lebih besar) dibandingkan terapi dengan terapi interferon tunggal.

BAB 3
Penutup
o   Simpulan
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang (Seperti di atritis, dermatitis, dan pankreatitis) jadi  Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang umumnya terjadi akibat infeksi virus, tetapi dapat pula disebabkan oleh zat-zat toksik. Hepatitis berkaitan dengan sejumlah hepatitis virus dan paling sering adalah hepatitis virus A, hepatitis virus B, serta hepatitis virus C.
Etiologi hepatitis yaitu disebabkan oleh beberapa virus diantaranya virus hepatitis A, virus hepatitis B, dan virus hepatitis C. Hepatitis pula dapat disebabkan oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respons terhadap reaksi obat, infeksi stafilokokus, penyakit sistematik dan juga bersifat idiopatik
Patofisiologi hepatitis yaitu adanya pembengkakan atau edema hepar yang disebabkan oleh cedera dan  nekrosis mengakibatkan gagal hati fulminan dan kematian. Perubahan ini bersifat reversibel sempurna bila fase akut penyakit mereda.
Manifestasi klinis hepatitis yaitu ditandai dengan mual-mual, lemah, lesu, anoreksia. Terjadi selama beberapa hari dan mulai berkurang pada beberapa minggu. Jika terjdi selama 4-7 hari maka sesaorang tersebut mengalami stadium parikterik. Setelah menegalami satidum parikterik  pasien akan mengalami stadium ikterikI yaitu, berkurangnya rasa mual, muntah, dan lesu.
Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan tentang masalah aktual dengan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti yang dialami oleh pasien. Seperti resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah, diare, dan pendarahan, kemudian Defisit pengetahuan yang berhungan dengan perawatan di rumah.
Penatalaksanaan hepatitis dapat dilakukan dengan istirahat, diet, dan medikalmentosa. Obat yang dinilai bermanfaat untuk pengobatan hepatitis kronik adalah interferon (IFN). Obat tersebut adalah suatu protein selular stabil dalam asam yang diproduksi oleh sel tubuh kita.
Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase akut penting dilakukan dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya merupakan makanan yang paling dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan secara intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi sehingga gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal. Pengobatan alternatif untuk penyakit hepatitis sangatlah mahal, maka untuk pengobatan lebih baik menggunakan obat tradisional. Namun pencegahan hepatitis dapat dilakukan dengan imunisasi, yang dikarenakan adanya keterbatasan pengobatan untuk penyakit hepatitis virus.
o   Saran
1)      Adapun yang menjadi saran penulis kepada teman-teman agar kiranya dapat memahami substansi dalam penulisan makalah ini serta mengimplementasikan dalam kehidupan seharí-hari, karena mengingat betapa pentingnya mempelajari penyakit hepatitis.
2)     Kepada teman-teman penderita hepatitis sebaiknya memperhatikan pola makan yang sehat, menghindari mengkonsumsi minuman keras, serta menjaga sanitasi lingkungan sekitar.



 gambarnya gak kebuka? klik aja . tetep gak bisa ? ask @intansilabn